Jumat, 12 Juni 2015

RASA SAYANG UNTUK ORANG YANG AKU SAYANG


RASA SAYANG UNTUK ORANG YANG AKU SAYANG
Kini semua kebersamaan itu telah hilang dan tak akan ada lagi dalam diriku. Kini kita telah terpisah jauh dan tak mungkin bisa bersama-sama lagi seperti dulu. Setiap malam ku selalu berdo’a untuknya agar selalu diberi kesehatan dan bisa balik kembali untuk bersama lagi.  Kini yang ada hanya semua kenangan saat-saat masih bersama dengannya dulu. Sebuah kenangan yang tak mungkin terlupakan untukku.
~~~####~~~
Sudah beberapa bulan ini aku resmi menjadi siswa SMA  yang ternama di kabupatenku ini. Entah sejak kapan, aku mulai menyukai salah seorang kakak kelasku. Aku mengetahuinya saat akan ada PAB PRAMUKA di sekolahku.  Sejak saat itu aku selalu memperhatikannya. Dan tanpa aku sangka, dia bersahabat dengan idolanya sahabatku.  Kemana-mana selalu saja mereka berdua, seperti aku dan sahabatku Diah.
Waktu terus berjalan, hingga akhirnya tahun telah berganti. Sebentar lagi kakak-kakak kelas akan mengahadapi UN( Ujian Nasional). Dan itu tandanya aku akan berpisah dengan kakak itu. Bulan ketiga di awal tahun, semua warga sekolah disuruh mengisi data pribadi lewat sebuah alamat web. Tanpa sengaja aku berpikir untuk membuka data pribadi dirinya. Setelah kubuka-buka, aku mendapatkan nomor teleponnya. Ku ambil dan kusimpan nomor itu baik-baik.
Kini UN semakin dekat, hingga kuputuskan untuk menghubungi dia walau hanya sekedar memberi semangat.  Entah rasa apa yang waktu itu aku rasakan. Mendapat balasan darinya itu rasanya deg-degan dan waktu ingin membalas sms itu tangan rasanya gemetar dan kaku untuk digerakkan.
Kini UN telah usai, mungkin aerobik kemarin adalah aerobik terakhir bersamanya dan bisa jadi pertemuan terakhir.  Setelah UN aku menghubunginya lagi, dan diapun merespon dengan baik. Aku tak curiga apa dia sudah punya cewek atau belum, tapi aku keenakan sms-an dengan dia. Hampir setiap hari aku ditemaninya. Bahkan dia mengajakku becanda dan dikiranya aku nge-fans sama temannya. (kakak yang aku suka ini sebut saja namanya Udin, dan aku dikira nge-fans sama temannya yang disebut saja Afi). Setelah kita saling akrab, aku mencoba meminta kepadanya nomor teleponnya kak Afi dari dia yaitu kak Udin. Aku ingin menanyakan tentang dia pada kak Afi.
Kini aku telah dekat dengan mereka berdua. Bahkan mereka telah mengetahui yang sebenarnya tentang aku yang mendekati mereka. Perpisahan telah usai dilaksanakan, bahkan wisuda purna merekapun telah dilaksanakan. Pengumuman kelulusanpun telah diumumkan oleh pihak sekolah. Kini ku hanya bisa meratapi semua ini sendiri tanpa ada orang yang aku curhati tentang ini semua.
Hari demi haripun berganti. Bulan selalu setia menemaniku dalam malam-malamku dan Bintang yang selalu menerangi malamku. Entah aku bisa bertemu dengan kak Udin lagi atau tidak. Yang pasti mungkin aku tak akan bertemu dengannya lagi. Hingga akhirnya liburanpun tiba. Harapanku untuk bertemu dengannya lagi telah tiada. Mungkin liburan ini adalah liburan yang menyakitkan untukku. Ya, aku mengetahui bahwa kak Udin telah mempunyai cewek. Itu aku ketahui dari kak Afi. Selama ini aku selalu komunikasi dengan kak Afi, dia selalu mendengarkan curhat-curhatku tentang sahabatnya itu.
Hari demi hari akhirnya aku tau siapa ceweknya itu. Hari demi hari, bulan demi bulanpun aku mencoba untuk melupakannya dan mencoba menghilangkan semua kenangan tentang dirinya. Kini aku lebih sering curhat kepada kak Afi dan dia selalu menemaniku sms-an, bahkan pernah sampai sehari penuh dia menemaniku. Selama melupakannya aku dibantu oleh kak Afi, entah mengapa kak Afi begitu baik kepadaku. Padahal aku sayang pada kak Udin, tapi mengapa kak Afi malah sayang padaku. Kini aku telah menganggap kak Afi seperti kakakku, begitupun juga kak Afi yang menganggapku seperti adiknya sendiri. Walaupun aku melupakannya tapi aku masih menganggapnya sebagai kakak dan kadang aku masih menghubunginya.
Suatu hari tak sengaja saat aku membuka akun twitterku, aku melihat twittnya kak Udin. Dia memanggil cewek itu dengan sebutan “sayang”. Itu membuatku semakin sakit yang tak bisa aku tahan lagi. Sejak saat itu aku putuskan untuk miskomunikasi dengan kak Udin. Dan entah rasa apa yang ada dalam diriku selama beberapa bulan terakhir ini. Aku begitu kangen dengan kak Afi, aku telah lama tak bertemu dengannya sejak ada event di sekolah saat itu. Akhir bulan ke-8 aku menghubungi kak Afi yang telah pergi dan tinggal yang jauh disana. Aku bilang yang sebenarnya pada kak Afi kalau aku kangen banget dengannya. lalu kak Afi bilang bahwa awal bulan september dia akan pulang dan datang ke sekolah. Senangnya hatiku mengetahui kabar itu.
From :       Ana
Kak, aku kangen nih sama kakak...
From : kak Afi
Ada2 saja dek.. awal bulan september nanti aku pulang.. rencananya mau ngambil SKHU..heh
From : Ana
Kasih tau ya kpn ke sklh???
From : kak Afi
Ya... insyaallah..
Beberapa hari kemudian, kak Afi datang ke sekolah sendirian tanpa seorang teman satupun. Aku begitu kaget ketika di kasih tau kalau dia sudah ada di sekolah hari itu juga. Selama seharian penuh itu aku dan dia sms-an sampai malam hingga akhirnya aku tertidur. Satu minggu kemudian dia juga kesekolah lagi, tapi kali ini dia ke sekolah dengan teman-temannya. Entah rasa apa yang aku rasakan, waktu kak Afi kesekolah rasanya itu seneng banget dan waktu melihatnya itu deg-degan yang luar biasa dari yang biasanya.
Bulan telah berganti, semua kenangan akan kak Afi selalu teringat. Entah mengapa, jika teringat kenangan bersama kak Afi itu sedih banget. Mungkin terlalu banyak kenangan bersamanya yang tak bisa terlupakan. Setiap rasa kangen itu datang, ingin rasanya hatiku menjerit dan kasih tau dia kalau aku kangen dengan dirinya. Selama beberapa bulan ini aku sering ditemaninya, bahkan dia rela membuang waktunya untuk menemaniku. Selama itu pula aku telah melupakan kak Udin yang telah melupakanku dan tak pernah menghubungiku lagi.
Entah rasa apa yang muncul pada diriku kepada kak Afi. Di akhir bulan tahun ini, aku begitu kangen banget yang tak bisa aku tahan. Sudah hampir satu bulan aku tak menghubunginya karena aku fokus dengan Ulangan Akhir Semesterku.  Setelah UAS itu selesai, aku mencoba menghubunginya kembali. Ternyata semua nomor di handphonenya kak Afi hilang dan termasuk nomorku, makanya dia tak menghubungiku kala aku tak menghubunginya. Waktu itulah semua rasa selama ini yang aku rasakan sedikit terobati, karena kak Afi bilang dia akan pulang minggu depan pas liburan dan walau dia harus membolos kuliah. Aku begitu senang mendengar kabar kalau dia akan pulang ke kampung halaman. Walau aku tidak bertemu dengannya secara langsung, seenggaknya hati kita bisa lebih dekat lagi dari yang biasanya.
Hari demi hari telah berganti hingga malam sebelum dia berangkat untuk pulang tiba. Aku merasakan sebuah perasaan yang tak seperti biasanya. Aku malahan tidak ingin dia pulang, karena aku tau dia itu gimana. Hingga akhirnya hari itupun tiba. Semua rasa itu kini telah sirna sudah, aku tak bisa menghalanginya pulang. Karena aku tau aku bukan siapa-siapanya, aku hanya seseorang yang telah dianggap sebagai adiknya sendiri. Ya, kak Afi akan berada di kota ini selama kurang lebih satu minggu dan setelah itu dia balik lagi ke kota dimana dia kuliah. Karena dia tidak bisa lama-lama tinggal disini dan harus masuk kuliah lagi.
Satu minggu telah berlalu, selama satu minggu ini aku telah ditemani hatinya walau tak begitu terlalu dekat tapi aku sedikit senang dia pulang. Karena telah tiga bulan dia tidak pulang setelah mengambil SKHU waktu itu. Dan kini dia memberitahuku bahwa beberapa hari kedepan dia akan balik lagi ke kota dimana dia kuliah. Dia juga bilang bahwa dia tidak menikmati langit malam tahun baru kota kelahirannya ini, karena waktu itu dia telah berada disana dan menikmati langitnya tahun baru di kota sana.
Hatiku sedikit teriris mendengar kabar itu. Padahal aku ingin sekali dia menikmati langit tahun baru di kota kelahirannya ini seperti aku menikmati langit malam tahun baru di kota ini. Tapi mau apa lagi, aku tak bisa mencegahnya untuk pergi dan aku hanya bisa berdo’a kalau aku bisa bertemu dengannya lagi. Aku juga kecewa, dikala aku tau kalau dia tidak bisa main ke sekolah kita tercinta. Dia bilangnya tidak ada temannya untuk diajak ke sekolah, tapi aku tau sebenarnya dia itu berani ke sekolah sendiri. Tapi aku berpikir positif bahwa dia harus pulang cepat untuk kuliah, karena selama pulang dia membolos kuliah.
Liburan kali ini mungkin liburan terindah yang aku rasakan walau tak begitu dekat dengan  orang yang aku sayang. Tapi seenggaknya rasa itu sedikit terobati walau tak bertemu dengannya secara langsung. Tapi sulit untukku bisa menjalani ini semua, karena aku harus kuat dikala rasa rinduku padanya datang. Aku selalu menangis jika rasa itu datang, aku ingin sekali melihatnya dan bertemu dengannya. tapi entah mengapa kak Udin menghubungiku lagi.
Rasa sayangku pada seseorang yang selama ini tak menyayangiku telah hilang. Sedikitpun sudah tak ada lagi untuknya, untuk apa aku berikan rasa sayangku ini pada orang yang selama ini tak menyayangiku. Kini rasa sayang itu berubah pada orang lain, tapi entah kenapa rasa sayang itu ada pada kak Afi. Mungkin karena selama ini dia selalu memperhatikanku dan selalu menemaniku disaat aku senang maupun sedih. Kak Afi yang selama ini menemaniku di saat aku melupakan kak Udin untuk selamanya. Bukannya aku lupa dengan kak Udin begitu saja, aku hanya melupakan semua yang telah terjadi padanya dan rasa yang pernah ada untuknya.
Rasa sayang itu memang tak bisa untuk kita bohongi, kepada siapapun rasa sayang kita itu pasti kita yang tau sendiri. Rasa sayang akan tau dimana dia harus ada, kalau dia mendapat balasan rasa sayang dari orang yang dia sayang, dia akan selalu menyayanginya. Tapi jika rasa sayang pada seorang tak mendapat respon dari oprang dia sayang, rasa sayang itu akan berpindah ke orang yang telah memberinya rasa sayang itu. Rasa sayangku pada kak Udin kini telah hilang dan berpindah pada kak Afi. Entah, waktu yang akan menjawab kenapa harus pada kak Afi. Karena aku telah menganggap kak  Afi seperti kakak untukku dan dia juga telah menganggapku adik untuknya . Aku akan selalu menyayangimu kakak, walau kita harus terpisah jauh tapi kita akan selalu bersama-sama. Dan kita akan kembali bersama lagi seperti dulu semasa kakak masih sekolah di SMA kita tercinta. Aku sungguh kangen dengan kakak. Dengan suara kakak. Dengan senyum kakak. Dengan tingkah kakak. Dengan canda tawaan kakak. Dan aku kangen semua itu dari kakak.
Sungguh indah jika harus ku ulang lagi masa-masa saat kita bersama dulu. Kenangan yang tak bisa terlupakan sepanjang waktu dan akan selalu kukenang. Walau kini kita jauh, tapi kita merasa semakin dekat. Aku tidak akan menyerah untuk menunggumu disini untuk kembali karena aku sayang sama kamu...
~~~#END#~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar