Selasa, 23 September 2014

Antara Aku, Kamu dan Dia


ANTARA AKU, KAMU dan DIA
Di sebuah sekolah ada dua orang anak yang bersahabat, dia bernama Diwa dan Difa. Mereka kini kelas XII IPA. Saat mereka ke mushola di sekolah mereka, mereka melihat dua anak cewek yang juga bersahabat. Dua anak cewek itu bernama Disty dan Riana, mereka baru kelas X IPA. Disty yang sejak awal masuk SMA menyukai kakak kelasnya Diwa, saat bertemupun senang. Beda dengan Riana, dia anaknya pendiam, kalem, dan enggan sama seorang cowok kalau nggak dia benar-benar suka.
Hampir setiap hari mereka saling bertemu, hingga akhirnya membuat Riana jatuh hati pada kakak kelasnya Difa. Tapi ia tak berani bilang kepada sahabatnya Disty. Karena Riana tahu kalau Disty menyukai kak Diwa, dan kak Diwa itu sahabatnya kak Difa. Dia takut jika dia bilang ke sahabatnya, sahabatnya akan bilang ke kak Diwa. Apalagi kak Diwa dan Disty sering smsan. Tanpa sepengetahuan sahabatnya, ternyata Riana sudah mendapat nomor handphonenya kak Difa. Tapi Riana tak berani sms kak Difa. Setelah berbulan-bulan menyimpan nomornya kak Difa, kini Riana beranikan diri sms kak Difa dengan tujuan memberikan doa sebelum kelas XII menempuh UN.
Setelah UN selesai, Riana melanjutkan kembali smsan itu. Tapi kak Difa mengira jika Riana itu suka pada sahabatnya kak Diwa. Hampir setiap hari mereka smsan dan saling mengenal satu sama lain. Di lain hari saat Diwa dan Difa pergi bersama, tanpa disadari ternyata Diwa sms ke Riana. Dari awal bertemu, Diwa lebih suka kepada Riana ketimbang sahabatnya Disty. Diwa pura-pura bertanya, apakah Riana menyukai sahabatnya Difa. Dan Riana hanya menjawab ya, karena dia memang mencintai kak Difa walaupun kak Difa nya nggak tahu soal itu.
Setelah hari perpisahan, Riana dan kak Difa tak pernah berhubungan lagi. Riana sering sms dengan kak Diwa dan bertanya-tanya tentang kak Difa kepada kak Diwa. Kak Diwa yang menyukai Rianapun sebel dengan semua pertanyaan Riana. Hingga suatu hari saat kelas XII diwisuda, kak Diwa mengajak Riana bertemu tanpa sepengetahuan Disty maupun Difa.
“hai Riana”
“hai kak, gimana kabarnya ? lama kita tak bertemu”
“baik dek, kamu gimana?”
“baik juga kak. Oh ya emangnya mau ada apa kakak ngajak ketemuan disini?”
“aku mau jujur kepadamu dek”
“jujur soal apa kak? Emangnya kakak pernah bohong sama aku?”
“gini... sebelumnya kakak minta maaf jika harus berkata ini kepadamu. Kakak tahu kalau kamu suka sama sahabat kakak kak Difa, dan kakak juga tahu kalau temanmu suka pada kakak”
“terus apa hubungannya dengan penjelasan kakak itu ?”
“selama ini kakak suka sama kamu. Tapi kakak takut mengatakannya, kakak tahu kamu dengan Disty bersahabat. Sedangkan kakak bersahabat dengan kak Difa orang yang kamu suka.”
“maaf kak, apa maksudnya kakak berbicara seperti itu?”
“ok kakak tahu kakak salah. Disty sahabatmu suka pada kakak, dan kakak suka kamu Riana.. sedangkan kamu suka pada sahabat kakak yaitu kak Difa. Padahal kamu tahu kalau setiap hari kamu smsan sama dia itu dia hanya tanya tentang Lira anak X IPS”
“tapi kenapa kakak baru bicara kepadaku sekarang? Kenapa nggak dari dulu”
“kakak takut menyakiti hati sahabatmu, dan kakak tahu kamu suka pada sahabat kakak. Gimana dek, apa kamu mau jadi pacar kakak?”
“aku butuh waktu kak untuk menjawabnya. Kasih aku waktu untuk berfikir”
“ok, aku tunggu jawabanmu dek”
***
Suatu hari kak Diwa datang ke sekolah, tanpa sepengetahuan Riana dan Disty, kak Diwa menemui Riana di kelasnya saat istirahat tiba. Disty yang mengetahui kedatangan seseorang yang dicintainya tersenyum-senyum sendiri, sedangkan Riana hanya was-was dalam hatinya.
“dek, Riananya ada?”, tanya Kak Diwa pada salah satu teman Riana.
“ada kak”, jawabnya. “Ri, Riana.. ada yang nyariin kamu nih?”, panggil temannya itu.
“hey Disty, bukannya itu kakak kelas yang kamu suka ya? Kok dia nyarinya Riana? Bukan kamu?”, tanya Sila.
“iya, itu kak Diwa. Tapi kenapa ya dia cari Riana?”, balik tanya Disty yang penasaran.
“iya Ra, suruh tunggu sebentar”, jawabnya Riana.
Setelah itu mereka saling berbicara di taman sekolah. Tanpa sepengetahuan mereka, ternyata Disty mendengarkan semua pembicaraan mereka.
“gimana dek jawabanmu?”, tanya kak Diwa.
“em...kalau aku boleh jujur.. aku sebenarnya sayang pada kak Difa dan juga kakak. Tapi kalau di suruh jawab.. ok deh aku terima jadi pacar kakak. Tapi ku mohon sama kakak, jangan sampai kabar ini sampai di telinganya Disty”
“ok kakak jamin nggak bakalan deh”
“tapi apa ku masih boleh berhubungan dengan kak Difa?”
“ya masih boleh lah”
Dan tiba-tiba Disty datang dari arah belakang.
“o.... jadi gini selama ini. Kamu sudah bohong ya Na sama aku. Kamu bilang kamu suka sama kak Difa, tapi kenapa kamu terima jadi pacarnya kak Diwa?”
“aku bisa jelasin semua ini Dis”
“sudahlah Na, anggap saja aku bukan temanmu. Lebih baik kita tak berteman dari pada aku harus sakit dengan semua permainanmu ini”
“aku akan memutuskan hubunganku dengan kak Diwa, tapi kita masih bersahabat kan Dis?”
“sudahlah nggak ada persahabatan lagi di antara kita”
Akhirnya Riana memutuskan untuk tidak menerima kak Diwa sebagai pacarnya. Dan Distypun sekarang sudah tak mau berteman ladi dengan Riana. Itu memang kesalahannya, dia tak berfikir dahulu akan terjadi seperti itu nantinya. Kini dia telah kehilangan sahabat sekaligus seseorang yang dia sayang.
*****the end*****