Jumat, 12 Juni 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA IDENTIFIKASI ASAM BASA DAN MEMPERKIRAKAN HARGA pH SUATU LARUTAN


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
IDENTIFIKASI ASAM BASA
DAN MEMPERKIRAKAN HARGA pH SUATU LARUTAN


KELOMPOK : 6
ANGGOTA :
1.      Eka Feriana                 (08)
2.      Husnul Khotimah        (19)
3.      Mipa Amaru Haq        (23)
4.      Reza Pahlevi Ibnu Y.  (35)
5.      Vivi Khavidta             (38)

LABORATORIUM KIMIA
SMA 1 BAE KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015


IDENTIFIKASI ASAM BASA
DAN MEMPERKIRAKAN HARGA pH SUATU LARUTAN

A.    Tujuan
1.      Mengindentifikasi sifat larutan dengan mengamati perubahan warna kertas lakmus.
2.      Memperkirakan harga pH suatu larutan dengan mengamati perubahan warna menggunakan beberapa indikator.
3.      Memperkirakan harga pH suatu larutan dengan mengamati perubahan warna menggunakan indikator universal.
B.     Dasar Teori
Indikator asam basa adalah zat-zat warna yang memberikan warna berbeda pada larutan asam basa. Indikator asam basa digunakan untuk mengidentifikasi larutan yang bersifat asam, basa, netral. Selain itu indikator asam basa juga dapat diigunakan untuk memperkirakan harga pH larutan.
Larutan asam dan basa dapat dibedakan melalui percobaan dengan menggunakan kertas lakmus. Larutan yang bersifat asam akan memerahkan kertaslakmus biru, larutan yang bersifat basa akan membirukan lakmus merah, sedangkan larutan yang bersifat netral tidak mengubah warna lakmus.
Indikator yang sering digunakan untuk memperkirakan harga pH adalah fenolftalien (PP), metil merah (MM)/metil red(MR), metil jingga (MJ)/metil orange (MO) dan brom timol biru (BTB).Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna pada pH tertentu.
No.
Indikator
Trayek pH
Perubahan Warna
1
Fenolftalein(PP)
8,3-10
Tidak berwarna-merah
2
Metil Merah (MM)
4,2-6,3
Merah-kuning
3
Metil Jingga(MJ)
2,9-4,0
Merah-kuning
4
Brom Timol Biru (BTB)
6,0-7,6
Kuning-biru
Selain itu untuk memperkirakan harga pH suatu larutandapat menggunakan indikator universal.
C.    Alat dan Bahan
Alat :
1.      Tabung Reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Plat tetes
4.      Pipet tetes

Bahan :

1.      Air suling/aquadest
2.      Larutan asam klorida
3.      Larutan natrium klorida
4.      Larutan natrium hidroksida
5.      Larutan uji A
6.      Larutan uji B
7.      Larutan uji C
8.      Lakmus merah
9.      Lakmus biru
10.  Fenolftalein
11.  Matil merah
12.  Metil jingga
13.  Bromtimbol biru
14.  Indikator universal


D.    Cara Kerja
1.      Mengidentifikasi sifatlarutandengan kertas lakmus
a.       Memasukkan sedikit aquadest,larutan asam klorida,larutan natrium klorida,larutan natrium hidroksida, larutan uji A,larutan uji B, larutan uji C di masing-masing lekuan yang berbeda pada plat tetes.
b.      Memasukkan kertas lakmus merah di lekuan  plat tetes yang berisi bahan dan larutan uji tersebut.
c.       Mengamati perubahan warna kertas lakmus setelah dicelupkan.
d.      Mengulangi langkah di atas untuk kertas lakmus biru.
e.       Menentukan sifat larutan berdasarkan perubahan beberapa indikator.
2.      Memperkirakan harga pH larutan menggunakan beberapa indikator.
a.       Memasukkan sedikit larutan uji A, larutan uji B, dan larutan uji C pada tabung reaksi yang berbeda
b.      Menambahkan 1-2 tetes indikator fenolftalein ke dalam tiap-taip tabung reaksi yang telah diisi dengan larutan tersebut. Mencatat perubahan warna yang terjadi.
c.       Mengulangi langkah a dan b untuk indikator metil merah, metil jingga, dan brom timol biru.
d.      Memperkirakan harga pH dari masing-masing larutan uji tersebut.
3.      Memperkirakan harga  pH menggunakan indikator universal.
a.       Memasukkan sedikit larutan uji A, larutan uji B, dan larutan uji C pada tabung reaksi yang berbeda.
b.      Memasukkan indikator universal ke dalam masing-masing tabung yang berisi larutan uji sampai deretan warna pada indikator universal tercelup semua
c.       Mengangkat indikator universal, membandingkan warna indikator universal setelah dicelupkan dengan standar warna indikator universal, kemudian menentukan pH yang sesuai.
E.     Data Percobaan
1.      Hasil pengamatan perubahan warna kertas lakmus dalam larutan
No
Bahan Uji
Rumus Kimia
Perubahan Warna
Lakmus Biru
Lakmus Merah
1
Aquadest
H2O
Biru (tetap)
Merah (tetap)
2
Larutan asam klorida
HCl
Merah (berubah)
Merah (tetap)
3
Larutan natrium klorida
NaCl
Biru (tetap)
Merah (tetap)
4
Larutan natrium hidroksida
NaOH
Biru(tetap)
Biru (berubah)
5
Larutan uji A
-
Biru (tetap)
Biru(berubah)
6
Larutan uji B
-
Merah(berubah)
Merah(tetap)
7
Larutan uji C
-
Merah (berubah)
Merah (tetap)

2.      Hasil pengamatan perubahan warna beberapa indikator pada larutan uji
No
Indikator
Trayek pH
Perubahan Warna
Perubahan Warna Larutan Uji
A
B
C
1
Fenolftalein
8,3- 10
Tidak berwarna-merah
Merah
Tidak berwarna
 Tidak berwarna
2
Metil merah
4,2-6,3
Merah-kuning
Kuning
Merah
Merah
3
Metil jingga
2,9- 4,0
Merah-kuning
Kuning
Merah muda
Kuning
4
Brom timol biru
6,0- 7,6
Kuning-biru
biru
kuning
kuning

3.      Hasil pengamatan perubahan warna indikator universal pada larutan uji.
No
Larutan Uji
Perubahan Warna Indikator Universal
Kisaran pH
1
Larutan uji A
Orange, merah, biru, kuning
13
2
Larutan ujiB
Jingga, orange, kuning, ungu
1
3
Larutan uji C
Jingga, orange, kuning tua, kuning muda
5

F.     Pembahasan
Cara untuk menentukan sifat asam dan basa dapat diketahui dengan melakukan berbagai pembuktian diantaranya dengan menggunakan seperti :
1.      Kertas lakmus, yaitu jika kertas lakmus merah dalam larutan basa maka  akan berubah menjadi biru dan jika kertas lakmus biru dalam larutan yang bersifat asam maka akan berubah menjadi merah.
2.      Sifat asam basa juga dapat di tentukan dengan mengukur derajat pH, yaitu dengan menggunakan indikator Fenolftalein, metil merah, metilen orange dan Brom timol biru.
3.      Tidak hanya itu  bisa menggunakan indicator universal. Lalu melihat perubahan warna yang teradi untuk menentukan besar Ph.

Berdasarkan praktek yang telah kami lakukan dalam percobaan 1, menghasilkan :
1.      Pada bahan uji aquadest pada saat diuji oleh kertas lakmus ternyata hasilnya tetap sama yaitu jika diberi kertas lakmus biru maka warnanya tetap biru dan sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah maka warnanya tetap merah. Percobaan ini membuktikan bahwa aquadest merupakan larutan netral, yakni tidak bersifat asam ataupun bersifat basa.
2.      Pada uji berikutnya yaitu asam klorida jika diuji dengan kertas lakmus hasilnya kertas lakmus biru warna berubah menjadi merah, dan lakmus merah tetap berwarna Merah. Pada percobaan ini menunjukkan bahwa larutan asam klorida bersifat asam
3.      Pada uji  Natrium Klorida ternyata hasilnya tetap sama yaitu jika diberi kertas lakmus biru maka warnanya tetap biru dan sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah maka warnanya tetap merah. Percobaan ini menunjukkan bahwa Natrium Klorida tidak bersifat asam maupun basa melainkan netral.
4.      Pada uji Natrium Hidroksida  hasilnya adalah pada saat di masukan kertas lakmus biru warna tetap berwarna Biru, dan lakmus merah berubah menjadi Biru. Hal ini menunjukkan bahwa Natrium Hidroksida bersifat basa.
5.      Pada uji Larutan A bersifat basa lemah, karena pada saat di masukan kertas lakmus biru warna tetap berwarna Biru, dan lakmus merah berubah menjadi Biru. Kemudian, Larutan B  dan Larutan C hasilnya kertas lakmus biru warna berubah menjadi merah, dan lakmus merah tetap berwarna Merah. Hal ini menunjukkan bahwa Larutan B dan Larutan C bersifat asam.

Berdasarkan praktek yang telah kami lakukan dalam percobaan 2, menghasilkan :
1.      Pada saat larutan uji A ditetesi fenolftalein warnanya berubah menjadi merah, kemudian pada saat ditetesi dengan metil merah warnanya berubah menjadi kuning, begitu juga pada saat ditetesi dengan metal jingga  warnanya berubah menjadi kuning dan pada saat ditetesi dengan brom timol biru warnanya berubah menjadi biru. Dari percobaan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa larutan uji A memiliki sifat basa yaitu dengan perkiraan pH larutan ≥10.
2.      . Pada saat larutan uji B ditetesi fenolftalein warnanya berubah menjadi tidak berwarna, kemudian pada saat ditetesi dengan metil merah warnanya berubah menjadi merah, begitu juga pada saat ditetesi dengan metal jingga warnanya berubah menjadi merah muda dan pada saat ditetesi dengan brom timol biru warnanya berubah menjadi kuning. Dari percobaan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa larutan uji B memiliki sifat asam yaitu dengan perkiraan pH larutan ≤ 2,9.
3.      Pada saat larutan uji C ditetesi fenolftalein warnanya berubah menjadi tidak berwarna, kemudian pada saat ditetesi dengan metil merah warnanya berubah menjadi merah, pada saat ditetesi dengan metal jingga warnanya berubah menjadi kuning dan pada saat ditetesi dengan brom timol biru warnanya berubah menjadi kuning. Dari percobaan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa larutan uji C memiliki sifat asam yaitu dengan perkiraan pH larutan 2,9 ≥ 4,2.

Berdasarkan praktek yang telah kami lakukan dalam percobaan 3, menghasilkan :
1.      Pada saat kertas indikator dimasukkan ke dalam larutan uji A menghasilkan pH indikator 13 dengan perubahan warnanya menjadi Orange – merah – biru – kuning. Hal ini menunjukkan Larutan uji A bersifat basa.
2.      Pada saat kertas indikator dimasukkan ke dalam larutan uji B menghasilkan pH indikator 1 dengan perubahan warnanya menjadi jingga – orange – kuning – ungu. Hal ini menunjukkan Larutan uji B bersifat asam.
3.      Pada saat kertas indikator dimasukkan ke dalam larutan uji C menghasilkan pH indikator 5 dengan perubahan warnanya menjadi jingga – orange – kuning tua – kuning muda. Hal ini menunjukkan Larutan uji C bersifat asam.

G.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Identifikasi larutan yang bersifat asam, basa dan netral dapat menggunakan kertas lakmus yaitu :
Kertas lakmus
Perubahan Warna Pada Larutan yang Bersifat
Asam
Basa
Netral
Lakmus merah
Tetap merah
Berubah biru
Merah (tetap)
Lakmus biru
Berubah merah
Tetap biru
Biru(tetap)
Berdasarkan perubahan warna pada kertas lakmus,makalarutan ujiA bersifat basa larutan uji B bersifat asam dan larutan uji C bersifat  asam
2.      Dengan menggunakan beberapa indikator, kisaran harga pH untuk :
Larutan uji A = pH larutan ≥10 
larutan uji B = pH larutan ≤ 2,9 
larutan uji C = pH larutan 2,9 ≥ 4,2
3.      Denganmenggunakan indikator universal, kisaran harga pH untuk:
Larutan uji A =13 larutan uji B = 1          larutan uji C = 5


A.     Daftar Pustaka
Petunjuk praktikum kelas XI IPA
Buku catatan KIMIA kelas XI







Mengetahui                                                                Kudus,  1 Februari 2015
            Guru Pembimbing                                                    Praktikan 
                              


            ASFIA ROSITA, S.Pd                                                  Vivi Khafidta
            NIP . 19710105 200604 2019                                NIS . 12021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar