Jumat, 12 Juni 2015

RASA SAYANG UNTUK ORANG YANG AKU SAYANG


RASA SAYANG UNTUK ORANG YANG AKU SAYANG
Kini semua kebersamaan itu telah hilang dan tak akan ada lagi dalam diriku. Kini kita telah terpisah jauh dan tak mungkin bisa bersama-sama lagi seperti dulu. Setiap malam ku selalu berdo’a untuknya agar selalu diberi kesehatan dan bisa balik kembali untuk bersama lagi.  Kini yang ada hanya semua kenangan saat-saat masih bersama dengannya dulu. Sebuah kenangan yang tak mungkin terlupakan untukku.
~~~####~~~
Sudah beberapa bulan ini aku resmi menjadi siswa SMA  yang ternama di kabupatenku ini. Entah sejak kapan, aku mulai menyukai salah seorang kakak kelasku. Aku mengetahuinya saat akan ada PAB PRAMUKA di sekolahku.  Sejak saat itu aku selalu memperhatikannya. Dan tanpa aku sangka, dia bersahabat dengan idolanya sahabatku.  Kemana-mana selalu saja mereka berdua, seperti aku dan sahabatku Diah.
Waktu terus berjalan, hingga akhirnya tahun telah berganti. Sebentar lagi kakak-kakak kelas akan mengahadapi UN( Ujian Nasional). Dan itu tandanya aku akan berpisah dengan kakak itu. Bulan ketiga di awal tahun, semua warga sekolah disuruh mengisi data pribadi lewat sebuah alamat web. Tanpa sengaja aku berpikir untuk membuka data pribadi dirinya. Setelah kubuka-buka, aku mendapatkan nomor teleponnya. Ku ambil dan kusimpan nomor itu baik-baik.
Kini UN semakin dekat, hingga kuputuskan untuk menghubungi dia walau hanya sekedar memberi semangat.  Entah rasa apa yang waktu itu aku rasakan. Mendapat balasan darinya itu rasanya deg-degan dan waktu ingin membalas sms itu tangan rasanya gemetar dan kaku untuk digerakkan.
Kini UN telah usai, mungkin aerobik kemarin adalah aerobik terakhir bersamanya dan bisa jadi pertemuan terakhir.  Setelah UN aku menghubunginya lagi, dan diapun merespon dengan baik. Aku tak curiga apa dia sudah punya cewek atau belum, tapi aku keenakan sms-an dengan dia. Hampir setiap hari aku ditemaninya. Bahkan dia mengajakku becanda dan dikiranya aku nge-fans sama temannya. (kakak yang aku suka ini sebut saja namanya Udin, dan aku dikira nge-fans sama temannya yang disebut saja Afi). Setelah kita saling akrab, aku mencoba meminta kepadanya nomor teleponnya kak Afi dari dia yaitu kak Udin. Aku ingin menanyakan tentang dia pada kak Afi.
Kini aku telah dekat dengan mereka berdua. Bahkan mereka telah mengetahui yang sebenarnya tentang aku yang mendekati mereka. Perpisahan telah usai dilaksanakan, bahkan wisuda purna merekapun telah dilaksanakan. Pengumuman kelulusanpun telah diumumkan oleh pihak sekolah. Kini ku hanya bisa meratapi semua ini sendiri tanpa ada orang yang aku curhati tentang ini semua.
Hari demi haripun berganti. Bulan selalu setia menemaniku dalam malam-malamku dan Bintang yang selalu menerangi malamku. Entah aku bisa bertemu dengan kak Udin lagi atau tidak. Yang pasti mungkin aku tak akan bertemu dengannya lagi. Hingga akhirnya liburanpun tiba. Harapanku untuk bertemu dengannya lagi telah tiada. Mungkin liburan ini adalah liburan yang menyakitkan untukku. Ya, aku mengetahui bahwa kak Udin telah mempunyai cewek. Itu aku ketahui dari kak Afi. Selama ini aku selalu komunikasi dengan kak Afi, dia selalu mendengarkan curhat-curhatku tentang sahabatnya itu.
Hari demi hari akhirnya aku tau siapa ceweknya itu. Hari demi hari, bulan demi bulanpun aku mencoba untuk melupakannya dan mencoba menghilangkan semua kenangan tentang dirinya. Kini aku lebih sering curhat kepada kak Afi dan dia selalu menemaniku sms-an, bahkan pernah sampai sehari penuh dia menemaniku. Selama melupakannya aku dibantu oleh kak Afi, entah mengapa kak Afi begitu baik kepadaku. Padahal aku sayang pada kak Udin, tapi mengapa kak Afi malah sayang padaku. Kini aku telah menganggap kak Afi seperti kakakku, begitupun juga kak Afi yang menganggapku seperti adiknya sendiri. Walaupun aku melupakannya tapi aku masih menganggapnya sebagai kakak dan kadang aku masih menghubunginya.
Suatu hari tak sengaja saat aku membuka akun twitterku, aku melihat twittnya kak Udin. Dia memanggil cewek itu dengan sebutan “sayang”. Itu membuatku semakin sakit yang tak bisa aku tahan lagi. Sejak saat itu aku putuskan untuk miskomunikasi dengan kak Udin. Dan entah rasa apa yang ada dalam diriku selama beberapa bulan terakhir ini. Aku begitu kangen dengan kak Afi, aku telah lama tak bertemu dengannya sejak ada event di sekolah saat itu. Akhir bulan ke-8 aku menghubungi kak Afi yang telah pergi dan tinggal yang jauh disana. Aku bilang yang sebenarnya pada kak Afi kalau aku kangen banget dengannya. lalu kak Afi bilang bahwa awal bulan september dia akan pulang dan datang ke sekolah. Senangnya hatiku mengetahui kabar itu.
From :       Ana
Kak, aku kangen nih sama kakak...
From : kak Afi
Ada2 saja dek.. awal bulan september nanti aku pulang.. rencananya mau ngambil SKHU..heh
From : Ana
Kasih tau ya kpn ke sklh???
From : kak Afi
Ya... insyaallah..
Beberapa hari kemudian, kak Afi datang ke sekolah sendirian tanpa seorang teman satupun. Aku begitu kaget ketika di kasih tau kalau dia sudah ada di sekolah hari itu juga. Selama seharian penuh itu aku dan dia sms-an sampai malam hingga akhirnya aku tertidur. Satu minggu kemudian dia juga kesekolah lagi, tapi kali ini dia ke sekolah dengan teman-temannya. Entah rasa apa yang aku rasakan, waktu kak Afi kesekolah rasanya itu seneng banget dan waktu melihatnya itu deg-degan yang luar biasa dari yang biasanya.
Bulan telah berganti, semua kenangan akan kak Afi selalu teringat. Entah mengapa, jika teringat kenangan bersama kak Afi itu sedih banget. Mungkin terlalu banyak kenangan bersamanya yang tak bisa terlupakan. Setiap rasa kangen itu datang, ingin rasanya hatiku menjerit dan kasih tau dia kalau aku kangen dengan dirinya. Selama beberapa bulan ini aku sering ditemaninya, bahkan dia rela membuang waktunya untuk menemaniku. Selama itu pula aku telah melupakan kak Udin yang telah melupakanku dan tak pernah menghubungiku lagi.
Entah rasa apa yang muncul pada diriku kepada kak Afi. Di akhir bulan tahun ini, aku begitu kangen banget yang tak bisa aku tahan. Sudah hampir satu bulan aku tak menghubunginya karena aku fokus dengan Ulangan Akhir Semesterku.  Setelah UAS itu selesai, aku mencoba menghubunginya kembali. Ternyata semua nomor di handphonenya kak Afi hilang dan termasuk nomorku, makanya dia tak menghubungiku kala aku tak menghubunginya. Waktu itulah semua rasa selama ini yang aku rasakan sedikit terobati, karena kak Afi bilang dia akan pulang minggu depan pas liburan dan walau dia harus membolos kuliah. Aku begitu senang mendengar kabar kalau dia akan pulang ke kampung halaman. Walau aku tidak bertemu dengannya secara langsung, seenggaknya hati kita bisa lebih dekat lagi dari yang biasanya.
Hari demi hari telah berganti hingga malam sebelum dia berangkat untuk pulang tiba. Aku merasakan sebuah perasaan yang tak seperti biasanya. Aku malahan tidak ingin dia pulang, karena aku tau dia itu gimana. Hingga akhirnya hari itupun tiba. Semua rasa itu kini telah sirna sudah, aku tak bisa menghalanginya pulang. Karena aku tau aku bukan siapa-siapanya, aku hanya seseorang yang telah dianggap sebagai adiknya sendiri. Ya, kak Afi akan berada di kota ini selama kurang lebih satu minggu dan setelah itu dia balik lagi ke kota dimana dia kuliah. Karena dia tidak bisa lama-lama tinggal disini dan harus masuk kuliah lagi.
Satu minggu telah berlalu, selama satu minggu ini aku telah ditemani hatinya walau tak begitu terlalu dekat tapi aku sedikit senang dia pulang. Karena telah tiga bulan dia tidak pulang setelah mengambil SKHU waktu itu. Dan kini dia memberitahuku bahwa beberapa hari kedepan dia akan balik lagi ke kota dimana dia kuliah. Dia juga bilang bahwa dia tidak menikmati langit malam tahun baru kota kelahirannya ini, karena waktu itu dia telah berada disana dan menikmati langitnya tahun baru di kota sana.
Hatiku sedikit teriris mendengar kabar itu. Padahal aku ingin sekali dia menikmati langit tahun baru di kota kelahirannya ini seperti aku menikmati langit malam tahun baru di kota ini. Tapi mau apa lagi, aku tak bisa mencegahnya untuk pergi dan aku hanya bisa berdo’a kalau aku bisa bertemu dengannya lagi. Aku juga kecewa, dikala aku tau kalau dia tidak bisa main ke sekolah kita tercinta. Dia bilangnya tidak ada temannya untuk diajak ke sekolah, tapi aku tau sebenarnya dia itu berani ke sekolah sendiri. Tapi aku berpikir positif bahwa dia harus pulang cepat untuk kuliah, karena selama pulang dia membolos kuliah.
Liburan kali ini mungkin liburan terindah yang aku rasakan walau tak begitu dekat dengan  orang yang aku sayang. Tapi seenggaknya rasa itu sedikit terobati walau tak bertemu dengannya secara langsung. Tapi sulit untukku bisa menjalani ini semua, karena aku harus kuat dikala rasa rinduku padanya datang. Aku selalu menangis jika rasa itu datang, aku ingin sekali melihatnya dan bertemu dengannya. tapi entah mengapa kak Udin menghubungiku lagi.
Rasa sayangku pada seseorang yang selama ini tak menyayangiku telah hilang. Sedikitpun sudah tak ada lagi untuknya, untuk apa aku berikan rasa sayangku ini pada orang yang selama ini tak menyayangiku. Kini rasa sayang itu berubah pada orang lain, tapi entah kenapa rasa sayang itu ada pada kak Afi. Mungkin karena selama ini dia selalu memperhatikanku dan selalu menemaniku disaat aku senang maupun sedih. Kak Afi yang selama ini menemaniku di saat aku melupakan kak Udin untuk selamanya. Bukannya aku lupa dengan kak Udin begitu saja, aku hanya melupakan semua yang telah terjadi padanya dan rasa yang pernah ada untuknya.
Rasa sayang itu memang tak bisa untuk kita bohongi, kepada siapapun rasa sayang kita itu pasti kita yang tau sendiri. Rasa sayang akan tau dimana dia harus ada, kalau dia mendapat balasan rasa sayang dari orang yang dia sayang, dia akan selalu menyayanginya. Tapi jika rasa sayang pada seorang tak mendapat respon dari oprang dia sayang, rasa sayang itu akan berpindah ke orang yang telah memberinya rasa sayang itu. Rasa sayangku pada kak Udin kini telah hilang dan berpindah pada kak Afi. Entah, waktu yang akan menjawab kenapa harus pada kak Afi. Karena aku telah menganggap kak  Afi seperti kakak untukku dan dia juga telah menganggapku adik untuknya . Aku akan selalu menyayangimu kakak, walau kita harus terpisah jauh tapi kita akan selalu bersama-sama. Dan kita akan kembali bersama lagi seperti dulu semasa kakak masih sekolah di SMA kita tercinta. Aku sungguh kangen dengan kakak. Dengan suara kakak. Dengan senyum kakak. Dengan tingkah kakak. Dengan canda tawaan kakak. Dan aku kangen semua itu dari kakak.
Sungguh indah jika harus ku ulang lagi masa-masa saat kita bersama dulu. Kenangan yang tak bisa terlupakan sepanjang waktu dan akan selalu kukenang. Walau kini kita jauh, tapi kita merasa semakin dekat. Aku tidak akan menyerah untuk menunggumu disini untuk kembali karena aku sayang sama kamu...
~~~#END#~~~

Cintaku Untukmu, Cintamu Untuknya


Cintaku Untukmu, Cintamu Untuknya
Bersama dinginnya malam dan bintang-bintang yang bersinar, diriku terdiam dalam sunyi. Aku merasa dunia ini telah berubah. Sekarang tak seperti dulu lagi. Sekarang semua itu telah berubah tak seperti apa yang aku inginkan. Awalnya memang sulit untuk menyikapi semua itu, tapi seiring berjalannya waktu membuatku semakin terpuruk akan semua itu. Aku merasakan di tahun ini begitu sunyi, tak seperti tahun kemarin. Mungkin inilah hari-hari yang harus aku jalani.
~~~***~~~
Berawal dari sebuah ekstra yang wajib di laksanakan seorang murid, aku memulai sebuah cerita yang baru. Entah dari mana istimewa itu ada pada dia, tapi aku merasa dia itu istimewa. Ya, dari ekstra pramukalah aku mengawali sebuah cerita cintaku di SMA. Awalnya aku biasa saja melihatnya, tapi seiring berjalannya waktu dan hampir setiap hari bertemu, kini rasa itu datang. Tuhan memang selalu tahu apa yang hamba-Nya inginkan. Tanpa sengaja, waktu PAB pramuka dia mengujiku. Aku sempat terkejut dengan semua itu. Tapi aku mencoba menenangkan hatiku agar aku tak menjadi salah tingkah dihadapannya. Di saat itulah, aku mengetahui namanya. Tapi aku lebih sering memanggil dia dengan sebutan kakak ganteng. Karena dia memang kakak seniorku dan seseorang yang mengawali kisah cintaku di SMA.
Beberapa bulan setelah kejadian itu, lama-lama rasa ini semakin lebih dari seorang adik kelas kepada kakak kelas. Tapi waktu bertemu dengannya tak ada rasa yang aneh dalam diriku. Tetap saja tak ada rasa jantung yang berdetak kencang. Satu per satu tentang dirinya lama-lama aku ketahui. Kini UN semakin dekat, try out demi try out dilaksanakan. Bahkan Ujian Sekolah baru saja selesai. Hari-hari itu membuatku bimbang dengan semua yang terjadi padaku. Aku kini telah berubah tak seperti dulu lagi. Semenjak kenal dan punya rasa padanya, aku sudah tak seperti dulu lagi. Bahkan nilai-nilaiku hampir saja jatuh karena sering memikirkannya.  Dan kini UN telah selesai dilaksanakan. Bulanpun berganti, baru saja acara perpisahan itu selesai. Ingin ku ulang semua selama satu tahun ini, tapi manusia tak mungkin bisa mengulang atau memutar waktu yang lampau.
Hanya sebuah kenangan saat masih bersama yang tertinggal. Dia orang pertama di masa putih abu-abuku telah pergi. Entah hari itu adalah hari terakhirku atau tidak, entahlah. Yang pasti semua ini harus aku jalani. Kini tempat itu semakin sunyi tanpa kehadirannya. Setiap kali ingat kebersamaan kita, aku merasa sedih yang begitu mendalam.
~~~***~~~
Hari ini hari pertamaku menginjakkan kakiku di tempat yang penuh kenangan bersamanya ini. Pertama masuk, rasanya asing bagiku. Seperti dulu waktu pertama kali aku menginjakkan kakiku di tempat ini. Ingin sekali aku menjerit sekeras-kerasnya, tapi itu tak mungkin aku lakukan. Ku tahan semua air mataku yang ingin sekali mengalir deras di pipiku. Setelah sekian lama libur, kembali ke tempat itu adalah hal yang terburuk. Kini seperti tak ada rasa semangat untuk sekolah, yang ada hanya sebuah rasa putus asa tak ingin menginjakkan kaki di tempat ini. Sungguh menyakitkan untukku atas semua ini. Ingin sekali aku berlari jauh dari semua tentang kenangan bersamanya, meninggalkan semua yang membuatku semakin teringat padanya.
Hari demi hari aku lalui di tempat itu. Semakin lama aku bisa melupakan satu demi satu kenangan bersamanya. Tapi jika teringat, itu membuatku semakin sakit dan tak ada rasa harapan lagi untuknya. Suatu hari tanpa aku sengaja, aku melihat tweet di twitternya dia memanggil salah seorang cewek dengan sebutan “sayang”. Dengan kata-kata itu, diriku semakin jatuh sakit. Aku benar-benar sudah tak tahan dengan semuanya itu, mungkin inilah saatnya aku melupakannya. Tapi apa mungkin aku bisa membencinya??, dialah yang selama beberapa bulan ini menjadi orang yang berarti untukku. Walau rasa di hati sakit, aku tetap berpikir positif. Tapi di hari lain, dia selalu memanggil cewek itu dengan sebutan seperti itu lagi. Apalagi si cewek menyebutkan bahwa mereka telah berhubungan 11 bulan yang lalu. Aku tak tahu apa yang terjadi. Jadi selama ini dia telah menjadi milik orang lain?? Tapi kenapa semua ini harus terjadi kepadaku. Mengapa aku bisa sayang pada orang yang telah menjadi milik orang lain.
Bulanpun berganti, aku tahu bulan ini dia anniversary dengan cewek itu. Aku benar-benar tak ingin sakit lagi karenanya, maka dari itu aku tak membuka media sosial. Entah apa yang terjadi kepadaku lagi, aku menghubungi dia lagi. Padahal sudah jelas-jelas dia telah menjadi milik orang lain. Setiap aku hubungi, dia tak pernah membalasnya. Entahlah, sekarang dia benar-benar berubah tak seperti dulu waktuku kenal dia pertama kali.
Semuanya telah usai. Aku tak ingin ada lagi air mata yang keluar membasahi pipi mungilku ini untuk orang yang tak pernah sayang kepadaku. Tak ada artinya lagi aku menangisinya, dia bukan siapa-siapaku. Semua tentang kita telah berakhir, tak ada apa-apa lagi diantara kita. Jika mungkin semua yang dulu terulang kembali, aku tidak ingin mengulanginya. Sudah terlalu sakit aku karena dirimu. Mungkin kamu bisa melakukaan semua ini kepadaku, tapi aku tidak bisa melakukan ini kepada orang yang aku sayang. Walau kadang rasa kangenku ini muncul kepadamu, aku tak akan membiarkan rasa itu terlalu lama di dalam hati. Bukannya aku benci dengan kamu, tapi aku ingin kembali lagi seperti dulu ke diriku yang dulu sebelum ku mengenal dirimu. Hanya sebuah kasih sayang yang tuluslah yang aku harapkan, bukan sebuah harapan yang membuatku sakit.dulu memang pernah ada rasa suka, tapi sekarang hanya rasa sakit yang ada. Buat kamu, berbahagialah bersamanya. Mungkin ini yang terbaik untukku, untukmu, dan untuk dia. Walaupun kamu pernah sekali menyakitiku, kamu akan ada di hati walau sebagai seorang yang telah menyakitiku.
~~~end~~~

Cinta Pertamaku di SMA


Cinta Pertamaku di SMA

Kenalin, namaku Adiba Shakila Atmarini dan akrab dipanggil Shakila. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Kakak aku bernama Achmad Sakha Arkan Wiratama yang akrab dipanggil Sakha. Kakakku itu orangnya perhatian, baik, pintar, rajin, dan idola anak cewek di sekolah. Hari ini hari pertamaku masuk sekolah. Aku berangkat agak pagi, karena masuknya jam 6. Maklumlah, aku harus berangkat pagi karena aku anak baru di sekolah itu. Setelah upacara pembukaan MOS, kini mulailah kakak-kakak senior ngerjain juniornya. Entah salah apakah aku, salah satu kakak kelas memanggilku.

“woi, ke sini kamu”, panggilnya kakak itu.
“aku yang kakak maksud?”, tanyaku ketakutan.
“ya iyalah, siapa lagi kalau nggak kamu”
“kenapa ka?”, tanya salah satu kakak senior yang ganteng banget.
“nggak ada apa-apa kok yan”
“ya sudah jangan di bentak gitu dong, santai aja kali..”
“nggak jadi, kembali lagi kamu ke barisan”

Setelah itu aku kembali kebarisanku. Baru satu hari saja sudah begini, apalagi nanti kalau sudah jadi adik kelasnya. Selesai kegiatan ospek, aku langsung pulang. Karena tak ada yang jemput, maka aku menunggu angkot untuk pulang. Saat aku menunggu angkot, tiba-tiba ada seseorang yang mengendarai motor V-ixion yang berhenti di depanku. Tak kusangka, dia adalah kakak senior yang menolongku tadi.

“belum pulang dek?”, tanyanya.
“belum kak, baru nunggu angkot”, jawabku.
“ya sudah, bareng kakak saja”
“nggak ah, terima kasih”
“oh ya, namamu siapa? Kenalin, nama kakak Adrian Pradipta Amzari. Panggil saja kakak Adrian”, sambil mengulurkan tangan kanannya.
“aku Adiba Shakila Atmarini, biasa di panggil Shakila”
“gimana? Jadi bareng nggak?”, tanyanya lagi.
“nggak kak, terima kasih. Itu sudah ada angkot, aku duluan ya kak”, menuju ke angkot.
“iya, hati-hati ya”

Kemudian aku naik kedalam angkot itu. Sampai rumah, kakakku belum pulang. Padahal aku ingin tanya soal kakak kelas cewek tadi yang memanggil aku. Tapi tak lama kemudian kakakku itu pulang.

“sudah pulang kamu”, tanya kak Sakha.
“iya kak, baru saja. Oh ya kak, ada yang mau aku tanyain nih ke kakak”
“apa?”
“kakak tahu nggak, kakak cewek tadi yang memanggil aku?”
“oo... itu, tahu. Emang kenapa?”, tanyanya.
“akukan nggak salah apa-apa, masa’ dipanggil sama dia. Aneh banget kan”
“emang gitu orangnya. Terus kamu diapain?”
“nggak diapa-apain sih, tapi tadi ditolong sama pangeran ganteng. Cewek itu siapa sih kak namanya?”
“dia Alika Naila Putri, tapi biasa dipanggil Alika. Emang pangeran ganteng itu siapa?”
“dia kak Adrian Pradipta Amzari. Kak Adrian orangnya gimana kak? Orangnya menjabat jadi apa di OSIS? Baik nggak orangnya?”, tanyaku membrondong.
“o.. Adrian, dia baik kok dan di OSIS dia menjabat sebagai wakil”
“wakil ketua OSIS maksudnya?”
“ya. Gimana menurutmu ospeknya tadi?”
“menyebalkan”

***
Hari ini hari keduaku MOS, aku harus lebih hati-hati dengan kakak senior. Apalagi sama kak Alika yang super judesnya itu. Entah ada apa nanti, sejak berangkat sekolah aku ngerasa nggak enak. Kegiatan hari ini nggak begitu berat, karena hanya pemberian materi saja.

“dek, kenapa kamu masih di luar?”, tanya kak Adrian.
“nyari atributku yang hilang kak”
“bukannya ini waktunya masuk untuk pemberian materi?”, tanyanya lagi.
“iya sih kak, tapi gimana? Atributku kurang?”, kataku agak sedikit sedih.
“hey, ada apa ini? Kamu kok masih di luar?”, tanya kak Alika si cewek judes.
“i..ini kak, atributku ada yang hilang”, jawabku ketakutan.
“kalau ada yang hilang, ya bilang saja kalau hilang”
“iya Shakila, bilang gitu saja kalau ada pemeriksaan”
“makasih ya kak”, kataku dengan meninggalkan mereka berdua. “tumben banget dia baik, apa mungkin karena ada kak Adrian?”
“kamu kenal yan sama dia?”, tanya Alika.
“baru saja kemarin. Ya sudah, aku tinggal dulu ya ka”, dengan meninggalkan Alika.

Setelah pemberian materi, semua murid baru dikumpulkan dilapangan sepak bola yang panasnya minta ampun. Aku jadi semakin takut, gimana nanti kalau ada kakak senior yang memeriksa. Dan akhirnya benar terjadi, murid baru yang nggak lengkap atributnya disuruh maju kedepan.

“adik-adik, dimohon atributnya yang nggak lengkap diharapkan maju kedepan. Disini nggak boleh ada kebohongan, disini hanya ada kejujuran”, kata salah satu kakak senior.
“gimana nih Fa? Atributku kurang, masa’ aku harus maju”, kataku pada temanku.
“maju saja, bilang kalau atributmu hilang tadi jatuh. Kan harus jujur nggak boleh ada kebohongan”, jawabnya Safa.
“iya sih, tadi kak Adrian sama kak Alika juga bilang gitu ke aku”
“ya sudah, maju gih sana. Daripada terkena hukuman di akhir nanti”
Kemudian  aku beranikan diri untuk maju kedepan. Emang berani nggak berani juga harus kedepan. Mau giimana lagi, nggak ada pilihan lain selain maju kedepan.

“dek, kenapa kamu maju? Emangnya atributmu ada yang kurang?”, tanya kak Sakha berbisik kepadaku.
“gelang permenku hilang kak”
“kok bisa hilang?”
“tadi jatuh, tapi saat ku cari lagi sudah nggak ada”
“adik-adik, enaknya teman-teman kalian ini diapain?”
“suruh joget saja kak”, celetuk salah seorang murid baru.

Setelah semua kegiatan selesai, kini waktunya pulang. Waktu aku pulang menunggu jemputan, tiba-tiba hujan turun. Dan tanpa kusadari, di sampingku telah ada kak Adrian yang juga menunggu jemputan. Saat aku sedang asyik-asyiknya ngobrol dengan kak Adrian, aku sudah di jemput.

“lho... ternyata ada kakak toh”, celetukku.
“iya Shakila, kakak sudah dari tadi disini.kamu nunggu angkot?”, tanyanya.
“nggak kak, kebetulan aku dijemput hari ini. Kakak nggak pakai motor?”, tanyaku kembali.
“nggak, kebetulan motor kakak baru dipakai”
“sepertinya kakak kedinginan, nih pakai jaket aku aja. Oh ya kak, aku sudah dijemput tuh. Duluan ya..”
“iya hati-hati”, katanya. “siapa ya yang jemput Shakila? Baru saja aku mau menyatakan perasaanku padanya, eh malah dia di jemput sama pacarnya. Tapi kayanya aku kenal sama cowok itu, bukannya dia itu Shaka?”
***
Hari ini hari terakhir MOS, aku harus lebih bersemangat lagi. Tak terasa, hari ini aku akan di resmikan menjadi anak SMA Bina Bangsa. Kegiatan hari ini hanya senang-senang saja setelah dua hari kemarin banyak kegiatan.

“hey Shakila, selamat ya. Sebentar lagi resmi menjadi anak SMA Bina Bangsa”, kata kak Adrian memberi ucapan selamat kepadaku.
“terima kasih ya kak”
“Shakila”, panggil kak Shaka.
“hey kak”, dengan melambaikan tangan.
“kemarin yang jemput kamu itu Shaka? Dia itu pacarmu?”, tanya kak Adrian.
“nggak”
“terus kenapa dia panggil kamu?”
“eh sama Adrian.. hey bro. Kil, bilang ke mama ya. Nanti kakak pulangnya telat, soalnya ada kumpul sama anak basket sebelum tanding besok”, kata kak Shaka.
“iya kak”
“kakak, mama? Apa maksudnya?”, tanya kak Adrian kebingungan.
“oh ya, aku belum kenalin ke kamu. Kenalin yan, ini Shakila adik aku”
“kenapa kamu nggak bilang dari kemarin-kemarin Shak?”
“dianya nggak mau yan, dia sering cerita tentang kamu lho yan”
“ih... kakak apa-apaan sih”
“ya sudah, aku titip adikku ya yan, jaga dia baik-baik dan jangan sampai kau buat dia menangis”
“tapi gue boleh jadi adik ipar lho kan?”, tanya kak Adrian pada kak Shaka.
“boleh-boleh saja. Duluan ya bro”
“Adiba Shakila Atmarini, kamu mau nggak jadi pacar aku?”
“em... gimana ya kak?”
“kok malah tanya balik. Ya sudah, kakak ulangi lagi. Kamu mau nggak jadi pacar kakak?”, tanyanya lagi.
“aku.. mau... jadi... pacar kakak”, jawabku.

Setelah itu aku dan kak Adrian resmi pacaran. Kami selalu berdua kemana-mana, sampai-sampai teman-temanku pada iri kepadaku. Kadang ada yang bilang, aku pacaran sama kak Adrian karena aku adiknya ketua OSIS. Ada juga yang bilang, aku Cuma cari sensasi saja. Tapi kak Adriian selalu menghiburku kalau ada kata-kata yang tak mengenakkan aku. Aku senang, karena kak Adrian adalah cinta pertamaku. Sebelumnya aku belum pernah pacaran, apalagi dekat dengan cowok. Kak Adrian bagaikan pangeran yang Tuhan kirimkan untukku.


---THE END---

By : Eka Feriana
Kudus. 11 juni 1998