RASA
SAYANG UNTUK ORANG YANG AKU SAYANG
Kini semua
kebersamaan itu telah hilang dan tak akan ada lagi dalam diriku. Kini kita
telah terpisah jauh dan tak mungkin bisa bersama-sama lagi seperti dulu. Setiap
malam ku selalu berdo’a untuknya agar selalu diberi kesehatan dan bisa balik
kembali untuk bersama lagi. Kini yang
ada hanya semua kenangan saat-saat masih bersama dengannya dulu. Sebuah
kenangan yang tak mungkin terlupakan untukku.
~~~####~~~
Sudah beberapa bulan
ini aku resmi menjadi siswa SMA yang
ternama di kabupatenku ini. Entah sejak kapan, aku mulai menyukai salah seorang
kakak kelasku. Aku mengetahuinya saat akan ada PAB PRAMUKA di sekolahku. Sejak saat itu aku selalu memperhatikannya. Dan
tanpa aku sangka, dia bersahabat dengan idolanya sahabatku. Kemana-mana selalu saja mereka berdua, seperti
aku dan sahabatku Diah.
Waktu terus berjalan,
hingga akhirnya tahun telah berganti. Sebentar lagi kakak-kakak kelas akan
mengahadapi UN( Ujian Nasional). Dan itu tandanya aku akan berpisah dengan kakak
itu. Bulan ketiga di awal tahun, semua warga sekolah disuruh mengisi data
pribadi lewat sebuah alamat web. Tanpa sengaja aku berpikir untuk membuka data
pribadi dirinya. Setelah kubuka-buka, aku mendapatkan nomor teleponnya. Ku
ambil dan kusimpan nomor itu baik-baik.
Kini UN semakin
dekat, hingga kuputuskan untuk menghubungi dia walau hanya sekedar memberi
semangat. Entah rasa apa yang waktu itu
aku rasakan. Mendapat balasan darinya itu rasanya deg-degan dan waktu ingin
membalas sms itu tangan rasanya gemetar dan kaku untuk digerakkan.
Kini UN telah usai,
mungkin aerobik kemarin adalah aerobik terakhir bersamanya dan bisa jadi
pertemuan terakhir. Setelah UN aku
menghubunginya lagi, dan diapun merespon dengan baik. Aku tak curiga apa dia
sudah punya cewek atau belum, tapi aku keenakan sms-an dengan dia. Hampir
setiap hari aku ditemaninya. Bahkan dia mengajakku becanda dan dikiranya aku
nge-fans sama temannya. (kakak yang aku suka ini sebut saja namanya Udin, dan
aku dikira nge-fans sama temannya yang disebut saja Afi). Setelah kita saling
akrab, aku mencoba meminta kepadanya nomor teleponnya kak Afi dari dia yaitu
kak Udin. Aku ingin menanyakan tentang dia pada kak Afi.
Kini aku telah dekat
dengan mereka berdua. Bahkan mereka telah mengetahui yang sebenarnya tentang
aku yang mendekati mereka. Perpisahan telah usai dilaksanakan, bahkan wisuda
purna merekapun telah dilaksanakan. Pengumuman kelulusanpun telah diumumkan oleh
pihak sekolah. Kini ku hanya bisa meratapi semua ini sendiri tanpa ada orang
yang aku curhati tentang ini semua.
Hari demi haripun
berganti. Bulan selalu setia menemaniku dalam malam-malamku dan Bintang yang
selalu menerangi malamku. Entah aku bisa bertemu dengan kak Udin lagi atau
tidak. Yang pasti mungkin aku tak akan bertemu dengannya lagi. Hingga akhirnya
liburanpun tiba. Harapanku untuk bertemu dengannya lagi telah tiada. Mungkin
liburan ini adalah liburan yang menyakitkan untukku. Ya, aku mengetahui bahwa
kak Udin telah mempunyai cewek. Itu aku ketahui dari kak Afi. Selama ini aku selalu
komunikasi dengan kak Afi, dia selalu mendengarkan curhat-curhatku tentang
sahabatnya itu.
Hari demi hari
akhirnya aku tau siapa ceweknya itu. Hari demi hari, bulan demi bulanpun aku
mencoba untuk melupakannya dan mencoba menghilangkan semua kenangan tentang
dirinya. Kini aku lebih sering curhat kepada kak Afi dan dia selalu menemaniku
sms-an, bahkan pernah sampai sehari penuh dia menemaniku. Selama melupakannya
aku dibantu oleh kak Afi, entah mengapa kak Afi begitu baik kepadaku. Padahal
aku sayang pada kak Udin, tapi mengapa kak Afi malah sayang padaku. Kini aku
telah menganggap kak Afi seperti kakakku, begitupun juga kak Afi yang
menganggapku seperti adiknya sendiri. Walaupun aku melupakannya tapi aku masih
menganggapnya sebagai kakak dan kadang aku masih menghubunginya.
Suatu hari tak
sengaja saat aku membuka akun twitterku, aku melihat twittnya kak Udin. Dia
memanggil cewek itu dengan sebutan “sayang”. Itu membuatku semakin sakit yang
tak bisa aku tahan lagi. Sejak saat itu aku putuskan untuk miskomunikasi dengan
kak Udin. Dan entah rasa apa yang ada dalam diriku selama beberapa bulan
terakhir ini. Aku begitu kangen dengan kak Afi, aku telah lama tak bertemu
dengannya sejak ada event di sekolah saat itu. Akhir bulan ke-8 aku menghubungi
kak Afi yang telah pergi dan tinggal yang jauh disana. Aku bilang yang
sebenarnya pada kak Afi kalau aku kangen banget dengannya. lalu kak Afi bilang
bahwa awal bulan september dia akan pulang dan datang ke sekolah. Senangnya
hatiku mengetahui kabar itu.
From : Ana
Kak, aku kangen nih
sama kakak...
From : kak Afi
Ada2
saja dek.. awal bulan september nanti aku pulang.. rencananya mau ngambil
SKHU..heh
From : Ana
Kasih tau ya kpn ke
sklh???
From : kak Afi
Ya... insyaallah..
Beberapa hari
kemudian, kak Afi datang ke sekolah sendirian tanpa seorang teman satupun. Aku
begitu kaget ketika di kasih tau kalau dia sudah ada di sekolah hari itu juga.
Selama seharian penuh itu aku dan dia sms-an sampai malam hingga akhirnya aku
tertidur. Satu minggu kemudian dia juga kesekolah lagi, tapi kali ini dia ke
sekolah dengan teman-temannya. Entah rasa apa yang aku rasakan, waktu kak Afi
kesekolah rasanya itu seneng banget dan waktu melihatnya itu deg-degan yang
luar biasa dari yang biasanya.
Bulan telah berganti,
semua kenangan akan kak Afi selalu teringat. Entah mengapa, jika teringat
kenangan bersama kak Afi itu sedih banget. Mungkin terlalu banyak kenangan
bersamanya yang tak bisa terlupakan. Setiap rasa kangen itu datang, ingin
rasanya hatiku menjerit dan kasih tau dia kalau aku kangen dengan dirinya.
Selama beberapa bulan ini aku sering ditemaninya, bahkan dia rela membuang waktunya
untuk menemaniku. Selama itu pula aku telah melupakan kak Udin yang telah
melupakanku dan tak pernah menghubungiku lagi.
Entah rasa apa yang
muncul pada diriku kepada kak Afi. Di akhir bulan tahun ini, aku begitu kangen
banget yang tak bisa aku tahan. Sudah hampir satu bulan aku tak menghubunginya
karena aku fokus dengan Ulangan Akhir Semesterku. Setelah UAS itu selesai, aku mencoba
menghubunginya kembali. Ternyata semua nomor di handphonenya kak Afi hilang dan
termasuk nomorku, makanya dia tak menghubungiku kala aku tak menghubunginya.
Waktu itulah semua rasa selama ini yang aku rasakan sedikit terobati, karena
kak Afi bilang dia akan pulang minggu depan pas liburan dan walau dia harus
membolos kuliah. Aku begitu senang mendengar kabar kalau dia akan pulang ke
kampung halaman. Walau aku tidak bertemu dengannya secara langsung, seenggaknya
hati kita bisa lebih dekat lagi dari yang biasanya.
Hari demi hari telah
berganti hingga malam sebelum dia berangkat untuk pulang tiba. Aku merasakan
sebuah perasaan yang tak seperti biasanya. Aku malahan tidak ingin dia pulang,
karena aku tau dia itu gimana. Hingga akhirnya hari itupun tiba. Semua rasa itu
kini telah sirna sudah, aku tak bisa menghalanginya pulang. Karena aku tau aku
bukan siapa-siapanya, aku hanya seseorang yang telah dianggap sebagai adiknya
sendiri. Ya, kak Afi akan berada di kota ini selama kurang lebih satu minggu
dan setelah itu dia balik lagi ke kota dimana dia kuliah. Karena dia tidak bisa
lama-lama tinggal disini dan harus masuk kuliah lagi.
Satu minggu telah
berlalu, selama satu minggu ini aku telah ditemani hatinya walau tak begitu
terlalu dekat tapi aku sedikit senang dia pulang. Karena telah tiga bulan dia
tidak pulang setelah mengambil SKHU waktu itu. Dan kini dia memberitahuku bahwa
beberapa hari kedepan dia akan balik lagi ke kota dimana dia kuliah. Dia juga
bilang bahwa dia tidak menikmati langit malam tahun baru kota kelahirannya ini,
karena waktu itu dia telah berada disana dan menikmati langitnya tahun baru di
kota sana.
Hatiku sedikit
teriris mendengar kabar itu. Padahal aku ingin sekali dia menikmati langit tahun
baru di kota kelahirannya ini seperti aku menikmati langit malam tahun baru di
kota ini. Tapi mau apa lagi, aku tak bisa mencegahnya untuk pergi dan aku hanya
bisa berdo’a kalau aku bisa bertemu dengannya lagi. Aku juga kecewa, dikala aku
tau kalau dia tidak bisa main ke sekolah kita tercinta. Dia bilangnya tidak ada
temannya untuk diajak ke sekolah, tapi aku tau sebenarnya dia itu berani ke sekolah
sendiri. Tapi aku berpikir positif bahwa dia harus pulang cepat untuk kuliah,
karena selama pulang dia membolos kuliah.
Liburan kali ini
mungkin liburan terindah yang aku rasakan walau tak begitu dekat dengan orang yang aku sayang. Tapi seenggaknya rasa
itu sedikit terobati walau tak bertemu dengannya secara langsung. Tapi sulit
untukku bisa menjalani ini semua, karena aku harus kuat dikala rasa rinduku
padanya datang. Aku selalu menangis jika rasa itu datang, aku ingin sekali
melihatnya dan bertemu dengannya. tapi entah mengapa kak Udin menghubungiku
lagi.
Rasa sayangku pada
seseorang yang selama ini tak menyayangiku telah hilang. Sedikitpun sudah tak
ada lagi untuknya, untuk apa aku berikan rasa sayangku ini pada orang yang
selama ini tak menyayangiku. Kini rasa sayang itu berubah pada orang lain, tapi
entah kenapa rasa sayang itu ada pada kak Afi. Mungkin karena selama ini dia
selalu memperhatikanku dan selalu menemaniku disaat aku senang maupun sedih.
Kak Afi yang selama ini menemaniku di saat aku melupakan kak Udin untuk
selamanya. Bukannya aku lupa dengan kak Udin begitu saja, aku hanya melupakan
semua yang telah terjadi padanya dan rasa yang pernah ada untuknya.
Rasa sayang itu memang
tak bisa untuk kita bohongi, kepada siapapun rasa sayang kita itu pasti kita
yang tau sendiri. Rasa sayang akan tau dimana dia harus ada, kalau dia mendapat
balasan rasa sayang dari orang yang dia sayang, dia akan selalu menyayanginya.
Tapi jika rasa sayang pada seorang tak mendapat respon dari oprang dia sayang,
rasa sayang itu akan berpindah ke orang yang telah memberinya rasa sayang itu.
Rasa sayangku pada kak Udin kini telah hilang dan berpindah pada kak Afi.
Entah, waktu yang akan menjawab kenapa harus pada kak Afi. Karena aku telah
menganggap kak Afi seperti kakak untukku
dan dia juga telah menganggapku adik untuknya . Aku akan selalu menyayangimu
kakak, walau kita harus terpisah jauh tapi kita akan selalu bersama-sama. Dan
kita akan kembali bersama lagi seperti dulu semasa kakak masih sekolah di SMA
kita tercinta. Aku sungguh kangen dengan
kakak. Dengan suara kakak. Dengan senyum kakak. Dengan tingkah kakak. Dengan
canda tawaan kakak. Dan aku kangen semua itu dari kakak.
Sungguh indah jika
harus ku ulang lagi masa-masa saat kita bersama dulu. Kenangan yang tak bisa
terlupakan sepanjang waktu dan akan selalu kukenang. Walau kini kita jauh, tapi
kita merasa semakin dekat. Aku tidak akan menyerah untuk menunggumu disini
untuk kembali karena aku sayang sama kamu...
~~~#END#~~~