LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM BIOLOGI
MENGUJI ENZIM KATALASE
Disusun oleh :
Kelas : XII MIPA 5
Kelompok : 5
Anggota :
1.
Eka Feriana (08)
2.
Fadllikah Muji Rahayu (12)
3.
Hanum Faizunnur L. (16)
4.
Hilda Fatmawati (18)
5.
Ivan Kartena (20)
6.
M. Surya Jati P. (28)
LABORATORIUM
BIOLOGI
SMA
1 BAE KUDUS
Jl. Jend Sudirman Km.04
Tahun Pelajaran 2015/2016
Kata Pengantar
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan
syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan untuk para keluarga, sahabat
dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada
keluarga, bapak guru, dan teman-teman yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya laporan
penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar.
Dalam laporan penelititan ini, kami meneliti tentang ”Enzim
Katalase” yang kami buat berdasarkan
hasil penelitian yang kami lakukan. Laporan penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula laporan penelitian ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kudus, September 2015
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Metabolisme
merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi
metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi,
menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkan
zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur –
struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Tentunya
dalam suatu reaksi kimia terdapat zat – zat atau senyawa – senyawa baik yang
sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Enzim
merupakan biokatalisator,yang artinya dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi
tanpa mengalami perubahan struktur kimia.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu
protein. Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida yang
tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air dan oksigen yang sama sekali
tidak berbahaya. Kerja enzim itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
suhu, pH, konsentrasi enzim, dan activator.
Oleh karena itu kami
mengadakan penelitian selain untuk mengetahui bagaimana kerja enzim, kami ingin
mengetahui bagaimana pengaruh enzim katalase terhadap H2 O2.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara kerja enzim katalase?
2.
Apakah
faktor – faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
3.
Apa
penyebab terjadinya gelembung yang banyak ketika ditambah larutan H2O2
?
1.3
Hipotesis
1.
Enzim katalase dapat bekerja
optimal pada pH netral ( 7 ) sampai pH basa lemah
2.
Suhu optimal agar enzim
katalase dapat bekerja dengan baik adalah pada suhu ruangan (25-30drjt C)
3.
Konsentrasi hati ayam dan
larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap kerja enzim
katalase.
4.
Karena enzim katalase
terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri – ciri yang
sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat
keasaman lingkungannya.
1.4
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui
cara kerja enzim katalase
2.
Mengetahui
faktor
– faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
3.
Mengetahui
penyebab
terjadinya gelembung yang banyak ketika ditambah larutan H2O2
1.5
Manfaat Penelitian
1.
Menambah
ilmu tentang Enzim Katalase
2.
Membuktikan
hipotesis awal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim
adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup.
Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu
enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim
dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein.
Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus
prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan
organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Enzim
tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan
juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase
merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh
peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap
toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2).
Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat
memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya.
Cara
kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu: Teori kunci dan gembok
(enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri
komplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat) dan teori ketepatan
induksi (enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan struktur yang
fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat. Ketika substrat
melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai
substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang dianggap paling
sesuai dalam menjelaskan cara kerja enzim.
Enzim katalase
adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk hidup.
Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun
yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.
Apabila H2O2
tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel.
Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi
substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja
secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan
terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein.
Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan
membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.
Enzim katalase
termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa
peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan
radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan
menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki
kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida.
Senyawa H2O2
dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi
membentuk radikal karena membentuk OH- .
Enzim katalase
merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim
katalase :
1.
Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat
2.
Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2
sebagai substrat atau donor electron dan molekul H2O2
yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.
2 H2O2
+ enzim katalase à 2 H2O + O2
Enzim katalase
dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati.
Faktor yang
mempengaruhi kerja enzim katalase adalah :
1.
Derajat
Keasaman (pH)
Enzim menjadi
nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit
sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
2.
Suhu
Enzim
menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan
karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
Peningkatan suhu
diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang
merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan substratnya.
3.
Konsentrasi
Enzim
Konsentrasi
enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi
enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain,
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
4.
Konsentrasi
substrat
Bila
konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan
adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, apada saat semua sisi aktif
semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan
reaksi enzim.
BAB III
METODE PENELITIAN
|
Alat:
1.
Pembakar spirtus
2.
Gelas kimia
3.
Sikat
pembersih
4.
Tabung reaksi 12 buah
5.
Korek
6.
Penjepit
3.2 Cara Kerja
1.
Menyiapkan
tabung reaksi 8 buah. Empat buah untuk wadah H2O2,
sedangkan empat buah lainnya untuk pengujian.
2.
Menuangkan H2O2 kedalam masing masing tabung A, B, C dan D.
3.
Melakukan
urutan langkah pengujian sari hati sebagai berikut:
·
Mengisi
tabung reaksi masing-masing tabung 1, 2, 3 dan 4 dengan sari hati ayam hingga
ketinggian ±1.5 cm.
·
Tabung 1 hanya berisi ekstrak
hati tidak diberi larutan.
·
Tabung 2,menambah dengan menetesi larutan KOH sebanyak 3 tetes
· Tabung 2, menambah
dengan menetesi larutan KOH sebanyak 3 tetes
· Tabung 3, menambah
dengan menetesi larutan HCL sebanyak 3 tetes
· Tabung 4 ekstrak jantung dipanaskan.
· Memberi tabung reaksi 1 (yang berisi ekstrak jantung), tabung reaksi 2
(ekstrak jantung dan KOH), tabung rekasi 3 (ekstrak jantung dan HCL) dan tabung
reaksi ke 4 (ekstrak jantung dipanaskan), kemudian menuangkan H2O2
ke dalam keempat tabung tersebut..
Kemudian menguji adanya gelembung gas dari keempat tabung
tersebut. Menutup tabung reaksi 1 dengan ibu
jari kanan kemudian melakukan
uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
Kemudian seterusnya melakukannya kedalam tabung reaksi 2, 3 dan 4.
5.
Menguji percobaan ketiga
dengan sari kentang. Langkah-langkah menguji kentang sebagai berikut:
·
Tabung 1 hanya berisi ekstrak kentangyang tidak diberi larutan.
· Tabung 2, menambah
dengan menetesi larutan KOH sebanyak 3 tetes
· Tabung 3, menambah
dengan menetesi larutan HCL sebanyak 3 tetes
· Tabung 4, ekstrak
hati dipanaskan.
·
Memberi tabung reaksi 1 (yang
berisi ekstrak hati), tabung reaksi 2 (ekstrak hati dan KOH), tabung rekasi 3
(ekstrak hati dan HCL) dan tabung reaksi ke 4 (ekstrak hati dipanaskan),
kemudian menuangkan H2O2 ke dalam empat tabung tersebut.
Kemudian menguji adanya gelembung gas dari keempat tabung tersebut. Menutup tabung
reaksi 1 dengan ibu
jari kanan kemudian melakukan
uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
Kemudian seterusnya melakukannya kedalam tabung reaksi 2, 3 dan 4.
4.
Menguji percobaan kedua dengan
sari jantung. Langkah-langkah menguji sari jantung:
·
Tabung 1 hanya berisi ekstrak
j tidak diberi larutan
· Tabung 2, menambah
dengan menetesi larutan KOH sebanyak 3 tetes
·
·
Tabung 3, menambah dengan menetesi larutan HCL sebanyak 3 tetes
·
Tabung 4 ekstrak kentang dipanaskan.
·
Memberi tabung reaksi 1 (yang
berisi ekstrak kentang), tabung reaksi 2 (ekstrak kentang dan KOH), tabung
rekasi 3 (ekstrak kentang dan HCL) dan tabung reaksi ke 4 (ekstrak kentang dipanaskan),
kemudian menuangkan H2O2 ke dalam keempat tabung
tersebut. Kemudian menguji adanya gelembung gas dari keempat tabung tersebut. Menutup tabung
reaksi 1 dengan ibu
jari kanan kemudian melakukan
uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung. Kemudian
seterusnya melakukannya kedalam tabung reaksi 2, 3 dan 4.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Ekstrak
|
Perlakuan
|
Gelembung gas
|
Bara api
|
Hati
|
Ekstrak hati + H2O2
|
Banyak gelembung gas
|
Bara api menyala
|
Ekstrak hati + HCl + H2O2
|
Sedikit gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
|
Ekstrak hati + KOH + H2O2
|
Banyak gelembung gas
|
Bara api menyala
|
|
Ekstrak hati dipanaskan + H2O2
|
Sedikit gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
|
Jantung
|
Ekstrak jantung + H2O2
|
Banyak gelembung gas
|
Bara api menyala
|
Ekstrak jantung + HCl + H2O2
|
Tidak ada gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
|
Ekstrak jantung + KOH + H2O2
|
Sedikit gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
|
Ekstrak jantung dipanaskan + H2O2
|
Tidak ada gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
|
Kentang
|
Ekstrak kentang + H2O2
|
Sedikit gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
Ekstrak kentang + HCl + H2O2
|
Tidak ada gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
|
Ekstrak kentang + KOH + H2O2
|
Sedikit gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
|
Ekstrak kentang dipanaskan + H2O2
|
Tidak ada gelembung gas
|
Tidak ada bara api
|
4.2 Pembahasan
Dari
data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa pada ekstrak hati reaksi yang
terjadi jauh lebih cepat dan produk yang dihasilkan juga jauh lebih banyak,
berbeda dengan ekstrak jantung dan kentang. Hal tersebut membuktikan bahwa di
dalam hati terdapat suatu enzim yang telah menjalankan fungsinya yaitu
mempercepat reaksi kimia (biokatalisator). Karena di hati terjadi perombakan
zat yang tidak diinginkan oleh tubuh, yang dalam hal ini adanya Hydrogen
Peroksida (H2O2), maka enzim yang digunakan pada proses
tersebut tidak lain adalah enzim katalase yang menyebabkan adanya gelembung gas yang banyak
pada organ hati kaena menghasilkan O2 dari perombakan H2O2.
Faktor
yang mempengaruhi kerja enzim katalase adalah suhu dan pH, hal ini telah
dibuktikan pada percobaan di atas.
Pada saat ekstrak hati, jantung maupun kentang ditetesi dengan H2O2 maka akan menghasilkan H2O2 dan O2. Terbukti bara api akan menyala dan muncul gelembung gas. Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara api merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
Jika sebelum ditetesi H2O2 ketiga ekstrak ditetesi HCl dahulu (suasana asam) maka gelembung yang muncul sedikit. Berati dalam suasana asam enzim katalase tidak bekerja dengan optimum akibat sisi aktif enzim mengalami sedikit perubahan.
Pada saat ekstrak hati, jantung maupun kentang ditetesi dengan H2O2 maka akan menghasilkan H2O2 dan O2. Terbukti bara api akan menyala dan muncul gelembung gas. Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara api merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
Jika sebelum ditetesi H2O2 ketiga ekstrak ditetesi HCl dahulu (suasana asam) maka gelembung yang muncul sedikit. Berati dalam suasana asam enzim katalase tidak bekerja dengan optimum akibat sisi aktif enzim mengalami sedikit perubahan.
Akan
tetapi jika sebelum ditetesi H2O2 ekstrak ditetesi
KOH dahulu (suasana basa) maka H2O dan O2 yang
dihasilkan masih banyak (meski tidak sebanyak jika ditetesi H2O2 saja)
terbukti bara api menyala dan gelembung gas banyak. Berarti enzim katalase
masih dapat bekerja optimum pada pH netral (7) sampai sedikit basa.
Namun
jika ekstrak dipanaskan dahulu maka tidak menghasilkan H2O2 dan
O2, terbukti bara api tidak menyala dan gelembung udara tidak
muncul. Hal ini karena enzim (katalase) mengalami denaturasi (kerusakan pada
sisi aktif enzim sehingga tidak bisa lagi mengikat substrat). Berarti enzim
katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar (30o – 40oC)
dan tidak bekerja pada suhu lebih besar atau sama dengan 60oC.
Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan terdapat hasil yang tidak sama dengan
teori, hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kebersihan dan kesterilan
tabung reaksi yang digunakan untuk percobaan, pada percobaan yang pertama
hasilnya hampir sama dengan teori namun pada percobaan kedua dan ketiga (pada
ekstrak jantung dan kentang) sudah berbeda dengan percobaan yang pertama pada
ekstrak hati, selain itu juga karena perbandingan yang kurang tepat antara
ekstrak yang akan diuji, penambahan H2O2 dan penambahan
larutan HCl maupun KOH.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ekstrak
yang bersifat netral atau tidak ditambah oleh larutan akan menghasilkan
gelembung gas dan bara api menyala, kecuali pada ekstrak kentang yang hanya
menghasilkan sedikit gelembung dan tidak ada bara api yang dikarenakan kuang
bersih pada saat mencuci tabung reaksi.
Ekstrak
yang ditambah larutan HCl menghasilkan sedikit atau tidak ada gelembung dan
tidak terdapat bara api, hal tersebut dikarenakan larutan bersifat asam. Berarti dalam suasana asam enzim
katalase tidak bekerja dengan optimum akibat sisi aktif enzim mengalami sedikit
perubahan.
Ekstrak
yang ditambah dengan larutan KOH masih terdapat gelembung gas dan terdapat bara
api hal itu dikarenakan enzim katalase masih dapat bekerja
optimum pada pH netral (7) sampai sedikit basa.
Sedangkan ekstrak yang
dipanaskan hanya sedikit atau bahkan tidak terdapat gelembung gas dan tidak
terdapat bara api dikarenakan enzim (katalase) mengalami
denaturasi (kerusakan pada sisi aktif enzim sehingga tidak bisa lagi mengikat
substrat).
5.2 Saran
Laporan ini didasarkan
atas teori dan praktikum yang telah dilakukan. Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat.
Semoga apa yang diharapkan penulis dan semua pihak pendukung penulisan laporan
ini dapat sesuai dengan penguasan teori yang diharapkan. Dalam melakukan
percobaan dibutuhkan waktu yang lebih lama, agar lebih teliti dan intensif
dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Dan dibutuhkan alat – alat
yang lebih lengkap agar data hasil percobaan kami lebih akurat.
5.3 Daftar Pustaka