Cintaku Tak Dibalas
Cinta itu
menyakitkan, apalagi kalau orang yang kita sayang nggak menyayangi kita. Itu
malah membuat kita semakin sakit. Kalau orangnya masih merespon nggak apa-apa,
tapi kalau nggak percuma saja kita berharap padanya.
Hari
ini aku berangkat sekolah pagi, walaupun tak ada acara yang harus dikerjakan
pagi-pagi di sekolah. Tapi entah mengapa, sejak aku bertemu dengannya, kini
seakan aku bersekolah hanya untuk melihatnya bukan untuk menuntut ilmu. Ini
sudah benar-benar salah jalan, dan ini harus dibenarkan. Oh ya... kenalin,
namaku Nailin. Sekarang aku kelas X di SMA Bina Bangsa, beberapa bulan ini aku
telah naksir pada seorang kakak kelas XII.
Tapi entah sejak kapan, aku mulai merasakan perasaan yang berbeda saat
bertemu dengannya. ada deg-degan, gemetar, dan salah tingkah. Aku tak tau siapa
nama kakak itu, apalagi nomor HP nya. Tapi aku kenal dengan salah satu
temannya, dia itu akrab banget sama kakak itu. Dulu waktu SMP mereka satu
sekolah. Temannya itu bernama kak Hafa, tapi aku juga nggak punya nomornya kak
Hafa. Mana mungkin aku bisa tanya-tanya soal dia. Mulai bulan ini kelas XII ada
penambahan pelajaran pada pagi hari, jadi dia lebih pagi berangkatnya dari pada
aku. Entah mengapa, sejak dia berangkat pagi aku juga ikut berangkat lebih
pagi.
***
Bulan
berganti bulan, hingga akhirnya dia kini harus menjalani try out dan try out.
Tak terasa hampir setengah tahun sudah aku mencintainya. Tapi dia tak pernah
tau tentang perasaanku padanya selama ini. Hari ini ada pengisian data siswa
melalui sebuah website, dan itu harus pakai nomor induknya masing-masing. Aku
jadi kepikiran, kenapa aku tak membuka data pribadinya saja, temanku kan punya
data kelas XII sekarang. Saat disekolah, aku meminjam data itu kepada temanku.
“se, aku boleh
pinjam nggak?”, tanyaku pada Dise.
“pinjam apa Lin?”,
tanyanya bingung.
“pinjam data kelas
XII sekarang. Kamu bawa kan se?”
“iya bawa. Emang mau
apa?”
“sudahlah, nanti
juga tau”
Setelah
itu Dise menyerahkan data itu kepadaku. Sesampainya dirumah, aku langsung buka
website itu dan aku cari data tentang dirinya. Dan akhirnya aku dapat juga data
tentang dirinya+ nomor HP dia. Namanya kak Andi.
***
Try
out demi try out telah dijalaninya. Tak terasa kini sudah awal bulan keempat
tahun ini. Dia sebentar lagi akan menghadapi UN dan sebentar lagi dia akan
meninggalkan sekolah ini, meninggalkan aku dan semuanya yang ada di sekolah
ini. Hari demi hari aku lalui dengan kecemasan sebelum UN itu dihadapinya.
Waktunya telah tiba, aku dirumah libur karena dianya UN. Kemarin aku sempatkan
sms dia untuk memberi semangat dan doa. Sebenarnya aku nggak berani kalau harus
sms dulu anak cowok, tapi itu aku lakukan agar aku bisa dekat dengannya
sekaligus memberikan doa yang terbaik untuknya. Memang awalnya aku nggak ada
pikiran untuk sms dia, aku mengambil nomornya saja hanya untuk aku miliki tanpa
ada pikiran seperti itu.
***
Tak
terasa, UN telah dilaksanakan beberapa minggu yang lalu. Sejak selesai UN, aku
jadi sering sms-an sama dia. Kadang aku yang mulai duluan, kadang juga dia yang
mulai duluan. Tapi sampai sekarang juga, dia nggak tahu perasaanku sama dia
gimana. Yang dia ketahui, aku suka sama sahabatnya itu, kak Hafa. Semakin lama,
aku dan dia semakin akrab. Bahkan aku biasanya tanya soal tugas yang sulit dan
dia sering tanya-tanya ke aku juga. Hingga akhirnya aku mendapat nomornya kak
Hafa dari dia, yang memang dar awal dia nggak mau memberikan. Tapi karena aku
selalu meminta pada dia, sekarang dia sudah pasrah dan mau memberi nomor HP
sahabatnya itu kepadaku. Setelah aku mendapat nomornya kak Hafa, aku tanya pada
kak Hafa. Aku tahu kelas mereka akan ikut tampil buat perpisahan nanti, makanya aku coba tanya
pada kak Hafa.
From : Nailin
Kak, aku bleh tanya
pd kakak?
From : kak Hafa
Apa dek?
From : Nailin
Kak Andi ikut tampil
bwt perpisahan nanti gk?
From : kak Hafa
Ikut dek, knp?
From : Nailin
Gpp kak
Itu
berarti aku masih bisa bertemu dengannya. Entah ada apa, malam-malam saat aku
lagi kumpul dengan keluarga tiba-tiba kak Hafa sms aku. Didalam smsnya itu dia
tanya soal perasaan aku pada sahabatnya itu.
From : kak Hafa
Dek, kmu suka pada
kak Andi?
From : Nailin
Jujur ya kak, sejak
pertama bertemu dg dia sepertinya ada perasaan yg berbeda. Kakak tau dr siapa?
From : kak Hafa
Gk dr siapa”. Cuma
nebak saja..
Dan
tak kuketahui, saat kak Hafa sms gitu ke aku ternyata dia baru bersama kak
Andi. Perasaanku jadi semakin campur aduk. Ada rasa malu, deg-degan dan
bagaimana ekspresinya saat tahu tentang ini. Padahal yang ia ketahuikan aku
suka pada kak Hafa. Tapi sejak saat itu, aku belum pernah mendapat respon
darinya soal perasaan aku. Bahkan dia kini jadi semakin jarang sms aku, setelah
kejadian itu.
***
Kini
sekolah seakan sepi tanpa kehadirannya. Sudah hampir dua bulan, dia tak sekolah
lagi. Perpisahan dan wisuda telah dilaksanakan dan pengumuman kelulusanpun
telah diumumkan. Sejak saat itu, aku jadi jarang sms-an sama dia. Entah ada
apa, dia jadi berubah sama aku. Dulunya dia baik dan perhatian, kini seakan
perhatian itu hilang dari dalam dirinya. Aku semakin tak tahu apa yang terjadi
padanya. Selesai shalat zuhur, aku dikejutkan oleh kehadiran seseorang di
sekolah. Dia datang ke sekolah dan menemuiku. Selama ini aku sudah benar-benar
melupakannya, bahkan aku hampir saja bisa menghilangkan dia di pikiranku. Tapi
kenapa dia harus kembali lagi disaat aku sudah benar-benar ingin melupakannya.
Dia benar-benar jahat kepadaku, dia tak mengerti perasaanku. Selama ini aku
sabar menunggunya, tapi dia tak merespon perasaan aku sama sekali. Dan kenapa
dia harus kembali lagi, kalau niatnya hanya mau menyakiti aku lagi. Aku mencoba
menghindar dari dia agar aku tak bertemu dengannya. Tapi berkat bantuan
teman-temanku, aku tak jadi bertemu dengannya lagi.
“Lin siapa itu yang
datang?”, kata temanku memberitahuku.
“ah.. kenapa dia
harus hadir lagi disaat aku ingin melupakannya”, kataku.
“sudahlah lin, kalau
kamu paksa juga nggak akan bisa. Dia sudah terlanjur melekat dihatimu”, sahutnya
Dise.
“tapi se, dia itu
sudah membuatku sakit yang harus menunggu jawaban dari dia. Dia kan sudah tahu
perasaan aku sama dia gimana selama ini”
“ya sudah, kita
pergi yok. Dari pada kamu harus melihatnya lagi”
Sejak
saat itu, aku dan dia tak pernah berhubungan lagi. Sms saja nggak pernah,
apalagi bertemu. Kini harapanku untuk memilikinya sirna sudah. Aku sakit dengan
perlakuan dia selama ini. Aku kira setelah dia tahu tentang perasaanku selam
ini, dia akan meresponnya. Tapi tidak dengan dia, aku benar-benar benci dengan
dia sekarang. Tapi entah kenapa, aku masih menanyakan kabar tentang dia pada
kak Hafa. Kak Hafa itu sudah seperti pak pos, yang harus mengantarkan semua
perasaanku kepadanya. Dia seolah-olah nggak mau keluar dari pikiranku. Hingga
akhirnya aku putuskan untuk menghapus nomornya di kontak aku. Dan aku tahu
kabar tentang dia hanya dari kak Hafa yang bilang ke aku.
Orang yang kita
sayang
Belum tentu
menyayangi kita
Tapi orang yang
nggak kita sayang
Justru dia
menyayangi kita
Lebih baik kita
menyayangi orang yang benar-benar sayang pada kita
Dari pada kita
menyayangi orang yang nggak pernah sayang kepada kita
Itu malah membuat
kita sakit
--- THE END ---
Untuk
sahabat-sahabatku(yang baca cerpen ini), cobalah kalian menyayangi orang yang
menyayangi kalian. Karena dia kita bisa kuat, dialah yang selalu ada buat kita
saat kita sakit. Jangan pernah sia-siakan dia, orang yang kamu sayang belum
tentu menyayangimu seperti dia menyayangimu. Buat kalian yang cintanya nggak
direspon seorang cowok yang kalian suka, jangan pernah menangis. Karena
tangisan itu tak ada artinya. Untuk apa kita keluarkan air mata kita untuk
orang yang tak pernah menyayangi kita, dia juga belum tentu tahu bagaimana
sakitnya kita. Masih banyak cowok yang sayang pada kita, biarkan dia mencari
apa yang dia cari. Kita nggak boleh lemah di hadapannya, kita harus kuat dan
selalu tersenyum.
By : Eka Feriana